Selasa, 18 Juni 2013

RAMADHAN SEBAGAI BULAN AUDIT

Disini saya akan membahas tentang Ramadan,,, Dan saya akan Berbagi Ilmu sedikit tentang pengetahuan saya,, yaitu tentang Bulan RAMADHAN,,,
berikut yang sudah saya Rangkum dalam Blog ini :

Ramadhan adalah bulan audit. Audit dilakukan untuk mengetahui apa saja yang sudah dan belum dikerjakan. Juga, apa saja yang harus diperbaiki. Setidaknya ada enam hal yang bisa kita audit dalam Ramadhan ini. Semuanya terangkum dalam doa sapu jagat. "Rabbana aatinna fidunya hasanah wafil aakhirati khasanah wakina adhabannaar". Artinya: "Ya Allah berilah hamba-Mu kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta jauhkanlah hamba-Mu ini dari api neraka."
Kebaikan di dunia memiliki enam indikator, yaitu: memiliki istri atau suami yang saleh, keturunan saleh, badan sehat, rezeki halal, tetangga baik, dan ilmu yang bermanfaat. Mari kita lihat.

1. PERTAMA, memiliki istri atau suami yang baik. Dalam posisi ini ada empat jenis keluarga (1) Keluarga pertama adalah suami dan istri sangat salehah. Contohnya keluarga Imran dan keluarga Rasulullah SAW.
(2) Keluarga kedua adalah suami sangat saleh dan istri tidak saleh. Contohnya keluarga Nabi Nuh dan Nabi Luth.
(3) Keluarga ketiga adalah suami sangat tidak saleh dan istri sangat salehah. Contohnya Firaun dengan Siti Asyiah istrinya.
(4) Keluarga keempat adalah suami tidak saleh dan istri juga tidak salehah. Contohnya keluarga Abu Lahab.

2. KEDUA, memiliki keturunan yang saleh. Ada empat hal yang bisa kita dipetakan. (1) Orang tua sangat baik dan anak sangat baik. Inilah keluarga rumahku surgaku
(2) Orang tua sangat baik dan anak-anak sangat tidak baik, akibatnya orang tua tidak bangga dengan anak-anak.
(3) Orang tua kurang baik dan anak-anak sangat baik, akibatnya orang tua tidak dikagumi oleh anak-anaknnya.
(4) Orang tua sangat tidak baik dan anak-anak juga sangat tidak baik. Inilah keluarga rumahku nerakaku.

3. KETIGA, memiliki badan sehat. Fisik Rasulullah SAW sangat sehat. Selama hidup beliau hanya mengalam sekali sakit berat yaitu saat hendak meninggal. Sebuah penelitian menyebutkan bahwa orang yang rajin tahajud jauh lebih sehat dibanding orang yang jarang tahajud. Dan orang yang tahajudnya ikhlas jauh lebih sehat dibanding yang tidak ikhlas. Kalau penelitan ini dikaitkan dengan aktivitas Rasulullah SAW, maka pantas bila Rasul jarang sakit. Sebab beliau tidak pernah meninggalkan tahajud dan sangat ikhlas melakukannya. Jadi kalau kita sering sakit-sakitan, salah satu penyebabnya adalah jarang tahajud. Nah, dalam bulan Ramadhan, tahajud diganti dengan tarawih. Agar tidak sakit-sakitan lakukanlah tarawih dengan khusyu dan ikhlas.

4. KEEMPAT, memiliki rezeki yang halal. Kita harus bertanya, rejeki halal kita dapatkan ada dalam posisi mana? Apakah mendapat rezeki halal karena prestasi? Apakah mendapat rezeki halal karena belas kasihan? Atau rezeki tersebut datang karena rasa sebal. Artinya kita mendapat rejeki halal tapi orang jadi sebal pada kita.

5. KELIMA, memiliki tetangga baik. Saat berkeinginan memiliki tetangga baik, pada saat bersamaan, bertanyalah pada diri: apakah kita termasuk tetangga yang baik bagi orang lain? Menurut Rasul tidak termasuk orang beriman kalau kita kenyang sedangkan tetangga kelaparan. Tidak pula disebut beriman kalau tetangga merasa tidak aman dengan mulut dan perbuatan kita.

6. KEENAM, memiliki ilmu bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang bisa mengikuti perkembangan zaman. Karena itu, Ramadhan harus kita jadikan ajang untuk meningkatkan keilmuan agar kita tidak ditertawakan zaman, dan akhirnya ditinggalkan zaman.


Pertanyaan mendasar
Semoga dalam  di Ramadhan 1432 H, kita bisa mengaudit keenam indikator ini secara jujur dan benar. Harapannya, kita tahu bagaimana menjalani peta kehidupan kita setelah Ramadhan nanti, sehingga kita mampu beraktivitas secara benar dan berprestasi dalam hidup.

Pertanyannya sekarang:
(1) Apakah kita sudah menjadi suami atau istri yang baik? Bagi yang belum berkeluarga, apakah sudah bersungguh-sungguh menyiapkan diri untuk menjadi calon suami dan istri yang baik?
(2) Apakah kita sudah mempunyai anak-anak yang baik? Apakah pun kita juga sudah bersungguh-sungguh untuk menjadi anak-anak yang baik bagi orang tua kita.
(3) Apakah kita sudah mempunyai badan yang sehat, kemudian aktivitas apa saja yang harus dilakukan agar badan kita sehat dan tidak menjadi beban banyak orang.
(4) Apakah kita sudah punya rezeki yang halal, syukur kalau banyak agar bisa membayarkan hutang orang-orang yang terlilit hutang, memberi bea siswa kepada banyak orang dan membantu keuangan bagi yang memerlukan?
(5) Apakah kita sudah punya tetangga dan teman yang baik? Begitu juga apakah kita telah menjadi tetangga dan teman yang baik bagi orang lain?
(6) Apakah kita sudah mempunyai ilmu yang bermanfaat, sehingga punya kemampuan untuk mengikuti perkembangan zaman, agar tidak tergilas roda zaman?
Semoga kita mendapat dunia yang baik, akhirat baik dan jauh dari api neraka. Beranikah Sahabat menghadapi tantangan untuk mengaudit diri di bulan suci ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar